Selasa, 17 Mei 2016

Perjalanan ke Dieng (survey 1)

Hallo pembaca, jumpa lagi pada kisah melancong keluarga kami. Kisah ini, sungguh menggelikan, yaitu acara survey ke Dieng untuk persiapan melancong keluarga besar pada besok bulan Desember, bertepatan saudara pada pulang kampung Natalan bersama. Berikut kami ceritakan kisah bergambarnya.

Seperti biasa, persiapan dari googling sampai diskusi dengan teman rute terbaiknya. Nah, selain ke Dieng, selalu ketika pergi Keluarga Besar, pasti kami ziarah ke Goa Maria. Hasil googling menemukan Gua Maria Taroanggro yang berada di Garung Wonosobo. Target melancong kali ini ada dua tempat yaitu Gua Maria Taroanggro dan Obyek wisata Dieng plateau.

Tunjung siap berpetualang. Ngeng......

Ibu apalagi, ready!

Pak sopir jangan ngantuk ya......Bapak memang joz...

Setelah berembug, diputuskan lewat muntilan, magelang, secang, temanggung, wonosobo, dan Dieng. Kesalahan perkiraan waktu; BERANGKAT DARI RUMAH JAM 10! Terlalu siang! Tapi tak apalah, sing penting semua hepi....

Perjalanan yang panjang dari Sedayu ke Muntilan, sampai secang, didominasi mobil sehingga agak macet. Pemandangan belum bagus, walau gunung gunung sudah tampak dari kejauhan tapi masih bising suasananya. Baru setelah pertigaan secang arah temanggung, pemandangan mulai bagus.

Pemandangan dari secang menuju wonosobo

Gunung Sumbing di sisi kiri selama perjalanan, tertutup kabut bagian puncaknya.

Membutuhkan waktu sekitar 2 jam an sampai di Gua Maria Taroanggro.

Sebelum masuk obyek, foto dulu pada papan namanya. Sudah sukup dingin suhu di kawasan ini, tepatnya di antara gunung Sindoro dan Sumbing, atau di desa Garung, setelah pos pendakian Sumbing.

Di depan altar untuk misa.

Di depan goa Maria Taroanggro

Terdapat patung Yesus yang tinggi

Taman  Getsmani di Taroanggro

Ruang adorasi Taroanggro

Hasil jepretan kamera Tunjung

Jam 14.00 tolak dari Taroanggro ke Dieng. Profisiat pengelola Taroanggro, semoga semakin berkembang.

Dari Taroanggro menuju kota Wonosobo jalanan turun tajam. Yang bawa mobil manual, jangan lupa setting gigi rendah. Sampai di kota Wonosoba jalan pelan-pelan menikmati alun alun kota Wonosobo. Masuk ke jalur arah Dieng, cari Jalan Dieng terus lurus mengikuti jalan Dieng. Jalannya menanjak terus.

Salah satu view menuju Dieng. Jurang yang ditumbuhi pepohonan dan ladang sayur.

Ladang sayur para petani. Terima kasih pak Tani, jasamu melebihi Pak Karno,...he he,,,,badan sehat....karena sayur

Mendekati tanjakan, bukit bukitnya curam. Hari mulai mendung pada puncaknya.

Tips untuk pembaca yang akan pergi ke Dieng, dipertimbangkan kembali ketika akan melancong pada musim penghujan. Posisi kami tepat pada tanjakan 'irung petruk' (tanjakan tajam dan berbelok), terapit oleh truk pada bagian atas, dan minibus pada bagian belakang, iring iringan mobil terhenti total. Usut punya usut, ternyata pada jalan bagian atas TANAH LONGSOR. Para pengemudi yang sempat dapat turun, entah itu memang posisi pulang dari atas, atau justru punya kesempatan berbelok, memberi saran untuk PUTAR BALIK. Wajah pucat menaungi setiap sopir pengemudi yang bertahan pada tanjakan. Akan melanjutkan naik tidak bisa, putar balik apalagi, jalan sempit. Satu persatu warga kampung berdatangan mengusahakan celah agar mobil dapat putar balik, dan akhirnya beberapa mobil dapat putar balik, termasuk mobil kami. Lega rasanya, membayangkan kalau truk di atas kami melorot, wah, bisa habis. Walau pun kami gagal tiba di Dieng plateau, namun lega rasanya.

Akhirnya kami meluncur turun kembali ke kota wonosobo. Mau beli Carica rasanya males, karena belum berhasil sampai Dieng. Akhirnya kami memutuskan untuk mencari Soto, makanan kesukaan anak kami apabila melancong. Tapi, alamak...cari soto sulitnya minta ampun di sepanjang perjalanan, baru kami menemukannya di KOTA WONOSOBO!

Makan soto, di KOTA WONOSOBO, susah carinya....

Si putih Old man Corolla, yang tangguh, dengan kopling barunya, he he...rela menunggu kami sambil hujan hujan....yang sabar ya Co...

Tunjung action di WC rumah makan. Mambu Tun....

Akhirnya, antara perasaan lega dan penasaran menyelimuti kami bertiga. Namun, tetap kami harus menunda tiba ke Dieng lain waktu dan memutuskan untuk pulang. Kami berembug mencoba jalur pulang baru melewati Kepil, sebelah barat pegunungan Menoreh, menyusurinya ke selatan sampai tiba di Purworejo, baru berbelok ke timur arah Yogyakarta.

Perjalanan pulang menuju Kretek Wonosobo, persimpangan menuju Kepil. Hujan mengiringi....

Tunjung sudah memulai tidurnya. Wah, nyaman betul....

Jalanan pegunungan Menoreh mengantar kami untuk pulang. Lain waktu Dieng, kami akan mengunjungimu. Tunggu kami....

Demikian para pembaca, pengalaman melancong kami, semoga dapat menghibur dan menginspirasi, sampai jumpa di lain  kesempatan....tetap semangat!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar