3.
Sabtu, 09.00 WIB
Getar hanphone sony Ericson menggugah perhatian Dipo Alam. Ah, dari
istri tercinta. Diambilnya hp itu dari saku celananya, sambil duduk leyeh-leyeh
di kursi putar warna biru, ditekannya pembuka kunci hp, memilih message dan
membuka inboxnya.
‘mas, saya nanti pulang jam 1 an. Sekar biar main bersama dengan
teman-temannya dulu. Ada tugas dadakan. Jemput Sekar dulu. Tak tunggu 1.30 an
di depan kantor. Thx. Love u.’
Sambil mendorong mundur kursi berodanya dengan sekali jejakan kaki di meja
kerjanya, dipo alam tersenyum dan membalas,
‘ok, tak tunggu. Sekar biar saya kabari. Ini tadi Bayu sms jadi naik
gunung bersama dengan teman-temannya. Jadi bayu pulang minggu sore. Oke honey,
met kerja. Love u.’
Sambil mendesah dan senyum-senyum, dipo alam kembali menekuni
komputernya, menyeleksi pekerjaan murid-muridnya mengenai pembangkit listrik
tenaga panas bumi. Dieng, surganya PLTPB. Mana lagi ini, wah, ini malah luar
negeri. Tulisannya anak kelas IPA 2. Artikel. Penulisnya Mike Brown, Caltech.
Penerjemah Dr. Dhamar Wicakcono.
‘coba saya baca selengkapnya. Dasar anak-anak, ini tulisan asli!
Mana malas sekali anak-anak, tugas copy paste internet! Teori alternative,
global warming bukan karena ulah manusia semata-mata, melainkan kegiatan
internal bumi juga berperan.’
‘wah, ini bukan pembangkit listrik!’
‘coba saya teruskan’
‘ketika sebuah gunung berapi melakukan erupsi, lorong pipa jalur
lewatnya magma menuju permukaan bumi tidak seluruhnya membeku dan membatu. Pada
pipa itu tersimpan gas panas yang terjebak. Selama bebatuan yang membeku
mempertahankan posisinya, gas tersebut akan selalu berada di tempatnya. Namun
ketika terdapat lubang pada bebatuan tersebut, maka secara spontan gas akan
menerobos keluar sebagai gas panas’.
‘ini asyik bagi saya, namun sayang sekali tidak pas untuk tugasmu
muridku tersayang! Oke, saya lanjutkan kembali’
‘gas panas selalu berbau belerang. Keretakan batuan pelindung
disebabkan oleh getaran seismic. Gempa bumi penyumbang paling besar keretakan
ini, di samping aktivitas manusia yaitu pengeboran maupun pengeboman’.
‘telah dilakukan eksperimen oleh mike brown,P.hd. dan rekannya Dr.
Dhamar Wicaksono, menemukan tingkat korelasi…bla...bla…bla angka
sekian..sekian’
‘ya..ya, oke penelitian mulai menarik. Fakta-fakta. Terjadi di
beberapa wilayah. Hah? Diduga terjadi keretakan batuan di lempeng pulau
jawa…akibat gempa dasyat 2006.. dan 2 tempat, jawa timur…jawa tengah di sekitar
gunung merbabu!’
‘selanjutnya..penyuplai panas yang mempengaruhi pemanasan global
bumi. Tidak terdeteksi, kapasitas kecil namun rutin…yang paling berbahaya
apabila keluarnya gas panas diikuti ekstrusi magma secara diam-diam tidak
terdeteksi dan tidak menimbulkan gempa. Sangat memungkinkan karena tipe magma
merbabu sama dengan gunung merapi yaitu cair yang terwujud dalam lelehan tipe
merapi. Sangat berbahaya,tanpa peringatan dini, tanpa gempa seismic dikarenakan
lubang sudah tercipta terlebih dahulu sehingga tanpa tekanan gas yang berarti.’
Pak guru Dipo termenung diam. Dibaliknya lembar paper tersebut
mencari lembar terakhirnya.
‘publikasi Caltech, mike …dharmar…, California, terjemahan..nah ini,
tahun 2007.’
‘yah, sekarang sudah 2015. Kalau pun terjadi paling-paling sudah
dulu-dulu, pas sama lumpur lapindo di jawa timur itu! Aman-aman…!
Namun sekali ini Bapak Guru Dipo keliru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar