Selasa, 24 Mei 2016

Cerbung: "Volcano; 24 jam", Bab 9

9.       Sabtu, 11.45 WIB
Masih di dalam ruang sidang badan Meteorologi dan geofisika,
‘secepat itukah mereka bergabung?’ Tanya Ibu tadi kepada Dr. Dhamar.
‘Iya Ibu, harus dicari solusinya terutama mengeavakuasi warga sekitar gunung’ jawab Dr.Dhamar.
‘Apa scenario terjelek apabila gas tersebut berhasil menemukan jalan keluarnya?’
‘awan panas yang tidak kelihatan, longsor, dan akhirnya bisa terjadi banjir lahar dingin dan lahar panas’
‘Hanya seperti itukah yang terjelek?’
‘dengan tanpa mengurangi rasa hormat dan campur tangan Yang di Atas, Ibu yang terhormat, apabila semua gas keluar bersamaan, kekawatiran saya, puncak tidak dapat menahannya sehingga gunung akan runtuh. Dan keruntuhan ini tidak sendirian, melainkan mengajak ‘saudara kembar’ gunung Merbabu, yakni gunung Merapi. Apabila ini yang terjadi, dipastikan Daerah Istimewa Yogyakarta akan masuk ke jurang lautan, dan ini belum selesai, lempeng Jawa akan terputus, dan ini mengakibatkan gempa hebat pada bagian lempeng yang tidak terjun ke lautan. Dan apabila gempa hebat ini udah selesai, penderitaan kita belum berakhir, karena desakan lempeng gempa tektonik akibat vulkanik ini, kemungkinan besar tsunami pasti terjadi. Dari hasil simulasi..’
Dr. Dhamar kembali menekuni komputernya,
‘ini yang terjadi, Jawa hilang, Kalimantan terendam, Sumatera tinggal separo, pulau-pulau kecil nusa tenggara lenyap, selawesi dan papua terendam’
Semua hadirin terdiam. Masih mengamati peta digital di depan ruangan. Belum ada yang berkomentar.
‘Bapak Ibu, rapat kita hentikan sekarang! Dr. Dhamar, tunjuk orang-orang yang Anda butuhkan. Anda saya tunjuk menangani masalah ini. Laporan saya tunggu satu jam lagi’ Ibu menteri berdiri dan memerintah.

Peta digital depan ruangan masih terpampang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar