1. Sabtu, 04.00 WIB
Lampu merah kecil di mesin fax berkedap-kedip. Belum juga ada
tanggapan. Hampir 2 menit. Lima menit berikutnya bel jam weker menjerit. Sebuah
tangan menggapainya. Bungkamlah teriakan weker itu. Satu jam berlalu. Lampu
merah masih dicuekin.
Terdengar gebyuran orang mandi dari dalam kamar mes Badan
Meteorologi dan geofisika pusat Jakarta, yang boleh dibilang layak huni. Cuaca
Jakarta yang panas, memang sangat nyaman mandi pagi dengan air yang hangat
suam-suam kuku. Air memantul mengenai kaca es pintu kamar mandi. Bayangan
lelaki tipikel ilmuwan, jangkung,
tidak tertalu kekar, berbalut handuk keluar dari kamar mandi sambil ngucek-ucek
rambutnya yang baru saja keramas.
Lampu kecil merah masih setia merebut perhatiannya. Setelah
mengibas-ngibaskan handuknya, lelaki yang punya nama Dr. Dhamar Wicaksono, staf
ahli kementerian di bidang meteorology dan geofisika, lulusan Caltech amerika serikat dan yang belum tertarik juga dengan mahluk
wanita walau usia sudah kepala 4 ini, meraih kemeja kerjanya. Dikancingkannya
lengan bajunya, membenahi kerah baju dan mulai memasang dasi. Di luar masih
sepi. Jam weker memang sengaja disetel pukul 04.00 karena pagi ini ia akan
menghadap bapak menteri membahas isu hangat menyangkut pergerakan magma di
pulau jawa. Setelah rapi berdandan, sambil bersisir diperhatikannya mesin fax
yang berkedap-kedip. ‘from california’.
Sobatnya yang berada lab. Caltech. Mike brown, selalu memberi info-info terbaru
seputar perkembangan kegunung-apian. Ditekannya tombol oke. Sejurus kemudian
kertas putih meluncur keluar. Diikuti guratan hitam tulisan rintik-rintik.
Diambilnya kemudian dibacanya. Belum begitu jelas, diulanginya dua kali. Tanpa
sadar, untuk yang kedua kali, meluncur pelan kata-kata dari mulutnya; ‘sudah
dimulai, posisi; gunung merbabu jawa tengah, estimasi waktu: 24 jam’.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar