Selasa, 24 Mei 2016

Cerbung: "Volcano; 24 jam", Bab 5

5.       Sabtu, 09.45 WIB
Persiapan peresmian itu sungguh sibuk sekali. Kendaraan lalu lalang, hlir mudik untuk mengangkut barang-barang untuk persiapan. Tak luput pula kuda-kuda balap yang harganya dapat untuk membeli sebuah dusun per ekornya!
Tak ketinggalan pers dan media turut nimbrung kesibukan itu. Mobil-mobil kerja mereka, dengan jenis dan eksterior khasnya, lambang-lambang stasiun tv atau radio, antena para bola di atas bodi mobil, seragam-seragam modis, dan tak ketinggalan; reporter dan juru rekam profesional mereka!
‘Datang gak?’
‘Pasti datang, walau hati menolak, namun tidak sanggup mencegahnya…itulah Bapak Bupati Sleman yang terhormat, Surip Wiroharjo, orang baik yang terjebak karena niat baiknya sendiri’.
Di bawah pohon rindang, di pinggir jalan , leyeh-leyeh pada bodi mobil dinas mereka, reporter stasiun tv siartv Yudith Nirmala dan cameramen I Gede Wastika, membicarakan Bapak Bupati mereka.
‘Sampai kapan bapak bupati akan hidup dalam keadaan seperti itu. Dan sampai kapan bisa bertahan’, Lanjut Yudith.
‘ya begitulah politik, pak Bupati tersandera yang namanya faktor kepentingan dan balas jasa’,  Wastika menimpali.
‘Dengar-dengar, pak bupati mulai renggang dengan sohip nya itu, si tender mega proyek Ahmad Basuki. Ku kira, pak bupati mulai tidak nyaman dengan relasinya selama ini, walau semua urusan kampanyenya dulu disokong penuh oleh  Ahmad Basuki’
‘Ya, namun tidak semudah itu melupakan Ahmad Basuki. Dan Ahmad Basuki buka orang yang mudah untuk dilupakan. Pasti rentetan tuntutan Ahmad Basuki akan berbuntut panjang yang biasanya aneh-aneh.’
‘Gini saja Was, kita taruhan. Di depan Bundaran Universitas Gajah Mada itu ada dawet ayu, pernah mencicipi to? Kalau Pak Bupati tak datang, kamu kalah, dan kamu bertangung jawab membuatku muntah dawet..’

Wastika mengangguk ragu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar