5.
Sabtu, 09.45 WIB
Persiapan peresmian itu sungguh sibuk sekali. Kendaraan lalu lalang,
hlir mudik untuk mengangkut barang-barang untuk persiapan. Tak luput pula
kuda-kuda balap yang harganya dapat untuk membeli sebuah dusun per ekornya!
Tak ketinggalan pers dan media turut nimbrung kesibukan itu.
Mobil-mobil kerja mereka, dengan jenis dan eksterior khasnya, lambang-lambang
stasiun tv atau radio, antena para bola di atas bodi mobil, seragam-seragam
modis, dan tak ketinggalan; reporter dan juru rekam profesional mereka!
‘Datang gak?’
‘Pasti datang, walau hati menolak, namun tidak sanggup mencegahnya…itulah
Bapak Bupati Sleman yang terhormat, Surip Wiroharjo, orang baik yang terjebak
karena niat baiknya sendiri’.
Di bawah pohon rindang, di pinggir jalan , leyeh-leyeh pada bodi
mobil dinas mereka, reporter stasiun tv siartv
Yudith Nirmala dan cameramen I Gede Wastika, membicarakan Bapak Bupati mereka.
‘Sampai kapan bapak bupati akan hidup dalam keadaan seperti itu. Dan
sampai kapan bisa bertahan’, Lanjut Yudith.
‘ya begitulah politik, pak Bupati tersandera yang namanya faktor kepentingan dan balas jasa’, Wastika menimpali.
‘Dengar-dengar, pak bupati mulai renggang dengan sohip nya itu, si tender mega proyek
Ahmad Basuki. Ku kira, pak bupati mulai tidak nyaman dengan relasinya selama
ini, walau semua urusan kampanyenya dulu disokong penuh oleh Ahmad Basuki’
‘Ya, namun tidak semudah itu melupakan Ahmad Basuki. Dan Ahmad
Basuki buka orang yang mudah untuk dilupakan. Pasti rentetan tuntutan Ahmad
Basuki akan berbuntut panjang yang biasanya aneh-aneh.’
‘Gini saja Was, kita taruhan. Di depan Bundaran Universitas Gajah
Mada itu ada dawet ayu, pernah mencicipi to? Kalau Pak Bupati tak datang, kamu
kalah, dan kamu bertangung jawab membuatku muntah dawet..’
Wastika mengangguk ragu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar