Selasa, 24 Mei 2016

Cerbung: "Volcano; 24 jam", Bab 8

8.       Sabtu, 11.30
Terminal Magelang, Bayu dan teman-temannya harus berganti angkutan. Menuju basecamp Thekelan, pos pendakian gunung Merbabu yang terletak di kawasan wisata Kopeng, Salatiga. Ramai hiruk pikuk suasana terminal pagi itu, lebih sibuk dari hari biasanya. Maklum, akhir pekan banyak pelajar maupun pekerja yang pulang kampung dari kostnya di kota. Lumayan sudah ramai sepagi ini.
Anak-anak turun dari bus jurusan Jogja Semarang. Bergegas mereka menuju teras terminal jurusan kopeng. Belum juga menaiki mobil bus tanggung, bus dengan kapasitas 30 an penumpang. Pak kernet sibuk teriak-teriak menawarkan jurusan bus mereka.
‘merbabu mas, wekas opo  kopeng?’ Tanya sang kernet pada Bayu dan teman-temannya.
‘kopeng mas’  Bayu menanggapi
‘Ayo masuk, sebentar lagi berangkat, sini, tasnya biar saya taruh di bagasi. Berapa orang ini kok banyak sekali?’
‘5 orang pak, 3 laki-laki, dan 2 perempuan’
‘liburan ya mas?’
‘ah enggak, mumpung malam minggu pak’
‘iyalah mas, malam minggu, banyak yang mendaki..’ sambung pak kernet.
‘Pak kernet, saya ke kamar kecil dulu sebentar, ditunggu ya..’
‘tapi jangan lama-lama ya mas..’
‘oke’
Bayu bergegas ke kamar kecil disertai Gatot.

Kamar kecil itu terdapat di sisi selatan terminal,agak di belakang. Di sebelah timurnya terdapat sungai kecil, yang kalau diturut alirannya pasti berhulu dari lereng Merbabu. Di sebelah timur sungai terbentang dinding jurang lereng kaki merbabu, dan jauh mengarah ke atas, menjulang puncak merbabu yang samar-samar biru terlihat. Tidak seperti biasanya, sungai yang bening itu agak keruh. Keruh bukan karena lumpur karena saat itu bukan musim hujan. Keruh tersebut ternyata disebabkan banyak ikan sungai yang mati. Kucing-kucing panen raya, sampai wc tempat Bayu dan gatot buang air kecil dijadikan lumbung oleh para kucing. Bau kencing bercampur bau bangkai ikan sungguh membuat perut  muleg-muleg mau muntah. Spontan Bayu dan Gatot berlarian karena ulah si kucing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar